Senin, 15 Februari 2010

MUKTAMAR NU

Jelang Muktamar NU
Kiai tidak akan
Biarkan Liberalisme
Kuasai NU
Senin, 15 Februari 2010 05:22
WIB 0 Komentar 0 0
Penulis : Vini Mariyane Rosya
KEDIRI--MI: Puluhan kiai NU
(Nadhaltul Ulama) dengan tegas
menyatakan tidak akan
membiarkan mereka yang
berpaham liberalisme untuk
menguasai NU. Pimpinan NU
nantinya haruslah orang-orang
yang bersih dari berbagai
kepentingan.
"Kami tidak akan membiarkan
liberalisme yang berkembang di
luar masuk ke dalam NU, apalagi
mengusai NU," tutur Kiai Anwar
Iskandar kepada wartawan saat
pertemuan antar kiai se-
JawaTimur, Jawa Tengah, dan
Madura di kediaman Kiai Idris
Marzuki, salah seorang sesepuh
NU seklaigus pengasuh Pondok
Pesantern Hidayatul Muptadi'in,
Lirboyo, Kediri, Jawa Timur,
Minggu (14/2).
Dalam pertemuan tersebut, Gus
War, memaparkan adanya
kegelisahan diantara kiai dengan
merebaknya paham-paham
dalam dimensi yang berbeda
yang dapat mengancam
keselamatan Islam. "Sudah tugas
kami, kiai untuk menjamin
keselamatan paham Islam," tegas
pengasuh Pondok pesntren As-
Sadiyah itu.
Untuk itu ke-50 kiai yang hadir
dalam pertemuan kultural
tersebut bersepakat tidak akan
mengizinkan mereka yang
berpaham liberal, baik secara
kasat mata maupun yang terang
terangan untuk ambil bagian
dalam peta kekuasaan NU dalam
Muktamar NU yang ke-34
mendatang.
Dalam pertemuan tersebut hadir
beberapa kiai sepuh NU, antara
lain KH Idris Marzuki dari
Lirboyo, KH Azis Mansur dari
Jombang, KH Qosim dari Sidoarjo,
dan KH Ahmad Subadar dari
Pasuruan.
Apalagi, lanjut Gus War
belakangan muncul orang-orang
berpaham liberal yang secara
langsung ataupun tidak telah
menunjukkan keinginan untuk
menempati pucuk pimpinan NU,
antara lain Ulil Abshor dan
Slamet Effendy Yusuf.
Salah seorang peserta
pertemuan, Sofiyullah dari
Pondok Pesantren
Asshomadiyah menyayangkan
sikap Gus Mus yang seakan
membuka jalan kepada kaum
muda liberal NU, Ulil Abshar.
"Saat Gus Mus mengatakan ada
baiknya NU memberikan
kesempatan kepada kaum muda
untuk maju, beliau
mengatakannya ketika satu
forum dengan Ulil, jadi sulit bagi
masyarakat untuk tidak
menyimpulkan sebagai
dukungan terhadap Ulil,"
sahutnya.
Dalam kesempatan yang sama,
mewakili para kiai sepuh, Gus
War juga menyampaikan
dukungan penuh seluruh kiai se-
Jatim, Jateng, dan Madura
terhadap Sholahuddin Wahid,
adik kandung Gus Dur, untuk
menjadi Ketua Umum NU.
Selain penilaian kapasitas dan
genetik, dukungan tersebut juga
diambil berdasarkan kecilnya
resistensi yang akan ditimbulkan
Gus Solah jika ia menjadi ketua
NU nanti. "Ada sekitar 50 calon
yang tadi sempat muncul dalam
diskusi kami, dari sekian banyak
nama tersebut, Gus Solah kami
nilai yang paling kecoil
resistensinya," ujar Gus War.
Ia mengingatkan, meski
kebnayakan para kiyai yang
datang tidak emiliki otoritas
organisatoris terhadap NU,
namun ia meyakini para kiyai
memilki otoritas moral. "Basis
utama NU, sesuai namanya
adalah ulama, jadi ini merupakan
arahan yang akan kami berikan
kepada pengurus," tegas Gus
War.
Gus War menyadari
kemungkinana penolakan dari
beberapa pimpinan NU saat ini
mungkin terjadi. Namun sekali
lagi, ia mengingatakan, mereka
yang saat ini duduk di pimpinan
NU adalah murid-murid para kiai
tersebut. "Tidak wajar jika
seorang murid tak mendengar
gurunya," sindirnya.
Dukungan penuh tersebut,
imbuhnya, akan disebarluaskan
oleh para kiai. Ia mengingatkan
para kiai tersebut telah
berkomitmen untuk mendorong
pertemuan serupa di berbagai
daerah lainnya.
"Ini adalah pertemuan yang
pertama, pertemuan-
pertemuannya akan segera
dilaksanakan," pungkasnya. (*/
OL-03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagikan

Bookmark and Share